Tuesday, August 9, 2011

09.08.11

bagaimana rasanya berdiri di antara ingin menunggu dan harus pergi? tanyakan padaku. aku sangat ingin menunggu. sangat ingin. menunggumu kembali, memulai semuanya yang pernah kita lalui. mengulang semuanya. semua tanpa terkecuali. mengulang rasa yang pernah ada di antara rona merah di wajah kita sore itu. ingat? saat dimana kau memintaku kembali, dimana aku pura-pura berpikir untuk berkata iya, dimana kamu katakan aku licik hahaha, dimana kita duduk berdua disana sampai senja menyapa, dimana semuanya masih kita. bukan seperti ini, seperti dua orang asing yang tidak pernah saling mengenal. memegang erat gengsi masing-masing.

dulu, kita akan saling bertukar sms. kamu bertanya bisakah datang ke rumahku sore itu atau tidak. kalau tidak, akan kamu tanyakan pertanyaan yang sama esok harinya. dulu, kita beda provider. telponan akan sangat mahal. lalu kamu membeli 2 nomor baru dengan provider yang sama, hanya berbeda 1 angka dibelakangnya. hari ini, aku lupa menyimpan nomor itu dimana. dulu, kamu akan pura-pura ingin meminjam dvd padaku, supaya bisa datang ke rumah katamu hahaha. dulu, aku sangat cemas saat kamu tidak mengirim sms padaku seharian. lalu kamu mengirim sms dari nomor yang tidak aku kenal, berkata chill out, i'll always loving you :)

terlalu banyak 'dulu' yang ingin ku tuliskan sampai kamu takkan akan mengerti kenapa aku bisa ingat semuanya. jelas aku ingat! bagaimana mungkin aku melupakan sesuatu yang ada kamu di dalamnya? kamu yang (dulu) sangat aku sayang. kamu yang selalu ku ingat bahkan disaat aku sibuk. kamu yang aku harapkan smsnya setiap malam. kamu yang namanya selalu kutulis di setiap buku pelajaranku. kamu yang dulu.

sudah mengerti bahwa kenyataan bahwa 'harus pergi' itu sulit? aku sadar bahkan sangat sadar bahwa aku harus menyimpan kenangan, membereskan hidupku, dan pergi. pergi kemana saja asalkan jangan terus berada di tempat dimana kamu meninggalkan 'kita'. pergi dan tidak menoleh ke belakang karena itu hanya akan membuatku menghentikan langkah yang susah payah kumulai. pergi dan menganggap bahwa kita teman.

No comments:

Post a Comment